Saat Para Barista Membasuh Kerinduan Menyeduh Secangkir Kopi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya, dan diterapkannya masa transisi menuju normal baru, menjadi angin segar bagi para pengusaha kedai kopi.
(Baca juga: Pabrik Baja di Mojokerto Meledak, 9 Pekerja Terluka )
Begitu beredar kabar PSBB diakhiri, sebagian dari pemilik kedai langsung kembali menata meja dan kursi yang lama tak berpenghuni. Tentunya, penataan disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Satu-persatu meja dan kursi pun disemprot dengan cairan disinfektan. "Saya sudah kangen membuatkan kopi pelanggan," ucap Faisal Putra Firmansyah, yang merupakan barista sekaligus pemilik kedai Slulur Kopi.
Dia mengaku, normal baru menjadi harapan untuk kembali bangkit di tengah pandemi COVID-19. Bukan saja bisa meningkatkan ekonomi, namun bertemu dan membuatkan kopi bagi pelanggan menjadi kepuasan tersendiri baginya. "Kami ingin melihat senyum pelanggan yang merasa puas dengan racikan kita," kata dia.
Selama PSBB Surabaya Raya diterapkan, kedai yang menawarkan ragam kopi nusantara ini cukup terdampak. Pendapatan langsung terjun drastis hingga 90 persen. Hal itu lantaran jam operasional dibatasi. Kursi dan mejapun juga tidak boleh dipakai. "Tapi bagaimanapun itu adalah aturan yang wajib kita taati demi mencegah penularan corona," imbuhnya.
(Baca juga: PSBB Surabaya Raya Dihentikan, Awas! Gelombang Penularan Baru )
Menyambut normal baru, Faisal nampak bergairah. Segala sesuatunya ia persiapkan, seperti melengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan face shield. Ia juga memberi tanda silang pada kursi untuk membatasi jarak.
"Saya berharap semua kedai kopi juga menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Karena sampai saat ini penyakit menular ini belum ada obatnya," pungkasnya.
(Baca juga: Pabrik Baja di Mojokerto Meledak, 9 Pekerja Terluka )
Begitu beredar kabar PSBB diakhiri, sebagian dari pemilik kedai langsung kembali menata meja dan kursi yang lama tak berpenghuni. Tentunya, penataan disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Satu-persatu meja dan kursi pun disemprot dengan cairan disinfektan. "Saya sudah kangen membuatkan kopi pelanggan," ucap Faisal Putra Firmansyah, yang merupakan barista sekaligus pemilik kedai Slulur Kopi.
Dia mengaku, normal baru menjadi harapan untuk kembali bangkit di tengah pandemi COVID-19. Bukan saja bisa meningkatkan ekonomi, namun bertemu dan membuatkan kopi bagi pelanggan menjadi kepuasan tersendiri baginya. "Kami ingin melihat senyum pelanggan yang merasa puas dengan racikan kita," kata dia.
Selama PSBB Surabaya Raya diterapkan, kedai yang menawarkan ragam kopi nusantara ini cukup terdampak. Pendapatan langsung terjun drastis hingga 90 persen. Hal itu lantaran jam operasional dibatasi. Kursi dan mejapun juga tidak boleh dipakai. "Tapi bagaimanapun itu adalah aturan yang wajib kita taati demi mencegah penularan corona," imbuhnya.
(Baca juga: PSBB Surabaya Raya Dihentikan, Awas! Gelombang Penularan Baru )
Menyambut normal baru, Faisal nampak bergairah. Segala sesuatunya ia persiapkan, seperti melengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan face shield. Ia juga memberi tanda silang pada kursi untuk membatasi jarak.
"Saya berharap semua kedai kopi juga menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Karena sampai saat ini penyakit menular ini belum ada obatnya," pungkasnya.
(eyt)